Tuesday, October 2, 2018

Cara Cegah Demam Berdarah Dengan Mengintip Kebiasaan Nyamuk

Entah dikarenakan telah terjadi pergeseran musim, pada bulan menyerupai ini antara kondisi cuaca yang panas dan turunnya hujan tampaknya tidak menentu. Pagi panas, malamnya hujan. Atau sebaliknya. Pagi hujan, malamnya panas.
Persis menyerupai kondisi cuaca ketika sedang pancaroba atau pergantian musim. Selain menyebabkan rasa gerah pada tubuh, kondisi cuaca yang menyerupai ini seringkali “mendatangkan” banyak sekali macam penyakit.
Yang paling ringan biasanya flu dan masuk angin, hingga pada “penyakit musiman”, menyerupai penyakit typus dan demam berdarah ( DBD ).

Khusus untuk penyakit terakhir, hal ini sangat dimungkinkan terjadi alasannya yaitu adanya genangan-genangan air yang menyebar ditambah kondisi cuaca yang terkadang hangat. Sehingga nyamuk Aedes Aegypti , penyebab penyakit Demam Berdarah ( DB ), semakin leluasa berkembang biak.
Pada bulan ini pun, meski belum hingga mewabah, serangan penyakit DB sudah terlihat mulai meluas. Bahkan di beberapa wilayah, termasuk di kawasan khusus ibukota Jakarta sudah mulai dilakukan “penyemprotan” untuk membasmi nyamuk.

Cara untuk mencegah dan meminimalisir serangan nyamuk Aedes Aegypti ini, sebagaimana yang diajarkan dulu, masyarakat dianjurkan untuk lebih menjalani contoh hidup higienis dan sehat.

Membersihkan dan membuang tumpukan sampah terutama yang sanggup ditempati genangan air, membersihkan selokan, menghindari terjadinya genangan air dan atau mengurasnya, memasang kawat ram di rumah atau selambu hingga dengan penggunaan obat nyamuk dan penyemprotan massal.
Dengan cara-cara menyerupai ini dibutuhkan nyamuk Aedes Aegypti ini tidak bersarang dan berkembang biak.
Serangan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah ini bergotong-royong tidak pilih-pilih, siapapun sanggup digigitnya sehingga sanggup terjangkit penyakit DB, tergantung pada kondisi tubuhnya dikala itu.
Namun berdasarkan catatan data, hingga dikala ini pasien Deman berdarah yang menjadi korban serangan nyamuk ini secara umum dikuasai yaitu anak-anak.
Catatan data memperlihatkan bawah umur yang berusia antara 7-12 tahun merupakan jumlah tertinggi sebagai penderita demam berdarah. Karena itu semua keluarga wajib memperhatikan dan melindungi anak-anaknya di rumah dari kemungkinan serangan nyamuk menjengkelkan ini.

Selain dengan melaksanakan upaya di atas, bergotong-royong masih ada satu cara lagi yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya demama berdarah akhir serangan nyamuk Aedes Aegypti ini, yaitu dengan mengetahui contoh dan kebiasaannya.

Cara ini hampir serupa dengan metode yang diterapkan pihak kepolisian dalam menangkal terjadinya tindak kejahatan, yaitu dengan mengetahui dan mempelajari modus kejahatan.
Sehingga dengan mengetahui kebiasaan nyamuk dalam menyerang korbannya, maka resiko terkena penyakit demam berdarah sanggup dihindari dan dikurangi.
Sebab layaknya manusia, nyamukpun bergotong-royong selalu mempunyai contoh dan kebiasaan.

Dari hasil penelitian para ahli, nyamuk Aedes Aegypti mempunyai kebiasaan untuk mencari makan pada pagi dan sore hari, yaitu pada jam-jam antara 09.00-11.00 WIB dan jam 15.00-18.00 WIB.
Karena itu jam-jam rawan gigitan nyamuk ini perlu diwaspadai. Sangat disarankan semoga bawah umur tidak tidur pada jam-jam ini.
Dan seandainya harus tidur, diusahakan untuk menawarkan pinjaman semaksimal mungkin. Misal dengan memasang kelambu, memakai obat anti nyamuk dan sebagainya.
Intinya, waspadai dan hindari serangan gigitan nyamuk Aedes Aegypti pada jam-jama rawan tersebut.

Disarankan melihat juga :

Sumber http://anekacarapraktis.blogspot.com

Artikel Terkait

Cara Cegah Demam Berdarah Dengan Mengintip Kebiasaan Nyamuk
4/ 5
Oleh