Friday, November 30, 2018

Campuran Plastik Sebagai Solusi Alternatif Semoga Jalan Raya Tidak Cepat Rusak

Ketika datang demam isu penghujan ibarat ini, kita, masyarakat selalu akan disuguhi dengan sebuah pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Bahkan tidak hanya tidak sedap dipandang mata, melainkan juga berbahaya, alasannya ialah nyawa taruhannya.
Seperti biasa - laiknya sebuah tradisi – ketika demam isu penghujan datang maka akan dengan gampang dijumpai jalan-jalan yang rusak dan berlubang. Dan semakin usang semakin parah rusaknya ( alasannya ialah biasanya upaya perbaikan jalan raya yang mulai rusak ini sering terlambat ).
Sehingga terkadang hingga ditemui sebuah pohon yang tiba-tiba berdiri “tumbuh” di tengah-tengah sebuah jalan raya. Dan itu bukan sebuah “pohon ajaib”. Melainkan memang sengaja diletakkan disana.
Ada yang alasannya ialah begitu jengkelnya para warga dan ada pula yang melakukannya sebagai mengambarkan – rambu-rambu kemudian lintas alami – bahwa di tengah jalan tersebut ada sebuah lubang jalan yang menganga.

Dengan segala kekurangannya, upaya perbaikan jalan raya yang rusak ini bersama-sama telah dan terus dilakukan. Bahkan alasannya ialah terus dilakukan dari waktu ke waktu, berulang dari tahun ke tahun, sehingga hingga ada pernyataan yang cukup nyinyir, yang menyatakan bahwa upaya perbaikan jalan-jalan raya ( khususnya di wilayah Pantura ) disebut sebagai “Projek Abadi”.
Proyek perbaikan jalan raya pantura ( yang awet ).

Sekali lagi, terlepas dengan segala kekurangannya, dan terlepas apakah perbaikan jalan raya ini sengaja dijadikan sebuah projek oleh oknum tetentu, keberadaan iklim dan demam isu di Indonesia memang sangat memungkinkan cepatnya kerusakan pada jalan raya.
Ketika demam isu hujan datang – terutama di wilayah-wilayah yang menjadi langganan banjir, jalan raya – yang nota bene terbuat dari adonan aspal – akan gampang tergerus dan larut dalam derasnya air hujan dan banjir. Dan hal ini diperparah dengan kondisi, padat dan beratnya kendaraan yang melewatinya.
Sangat gampang dijumpai jalan-jalan yang bukan kelasnya, dilewati kendaraan kelas berat yang bagaikan rumah susun berjalan. Sehingga sanggup dibayangkan sendiri berapa umur maksimal dari sebuah jalan raya.

Kembali, terlepas dari apakah upaya jalan raya memang sengaja dijadikan sebuah proyek atau tidak, pihak yang berwenang dalam hal ini bersama-sama memang telah berusaha secara “maksimal”.
Buktinya, setiap tahun para pekerja mereka sanggup dipastikan turun ke jalan-jalan untuk melaksanakan perbaikan.
Bukti yang lainnya, pada ruas jalan tertentu, alasannya ialah kondisinya yang memang selalu rawan, tidak lagi dipakai adonan aspal, melainkan dibangun dengan konstruksi beton bertulang. Dan dari beberapa praktek yang telah dilakukan, jalan raya dengan konstruksi beton bertulang ini cukup ampuh dalam mengatasi problem kerusakan jalan raya yang berulang.
Hanya saja, ketika konstruksi jalan raya beton bertulang ini “harus” diterapkan pada semua ruas jalan, maka biayanya akan membengkak sedemikian luar biasa.
Dan hal ini tentu saja menjadi sebuah pertimbangan tersendiri.

Kaprikornus apa solusinya ?

Sebagai solusi alternatif untuk mengatasi problem kerusakan jalan raya yang berulang ini, jawabnya mungkin ada 2, yaitu Plastik dan India.

Mengapa “harus” plastik dan India.

Plastik, hingga ketika ini diketahui merupakan salah satu produk yang paling popular dan paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di Indonesia. Hampir semua acara insan mempergunakan produk plastik dan atau turunannya.
Industri, perkantoran, rumah tangga, pemerintahan hingga hiburan, mempergunakan produk plastik.
Namun di Indonesia, produk plastik belum dipakai di jalan raya. Tetapi hal ini telah dilakukan di India.
Di India – dengan kondisi wilayah dan kependudukan yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia – untuk mengatasi problem kerusakan yang sering terjadi pada jalan raya telah, mereka memakai material plastik.

India telah memakai adonan antara aspal dan plastik untuk melaksanakan pekerjaan jalan raya. Dengan cara ini ini jalan-jalan raya di India diklaim lebih awet.

India mengklaim, dengan memakai campuran aspal dan plastik untuk jalan raya, jalan-jalan raya di India setidaknya akan tahan selama 5 – 10 tahun tanpa melaksanakan perbaikan.
Disarankan menyimak juga yang di bawah ini :

Sumber http://anekacarapraktis.blogspot.com

Artikel Terkait

Campuran Plastik Sebagai Solusi Alternatif Semoga Jalan Raya Tidak Cepat Rusak
4/ 5
Oleh