Saturday, December 29, 2018

Membuat Plastik Murah Ramah Lingkungan Dengan Ganggang Biru

Plastik atau produk-produk yang berbahan plastic sudah dikenal luas dan kadung menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak terhindarkan. Maklum saja alasannya ialah disamping relatif murah, produk-produk yang berbahan plastik memang populer ringan dan tahan lama.

Masalahnya ialah plastik termasuk salah satu materi yang “Non Degradble” atau susah untuk diurai.

Untuk mengurai seonggok limbah plastik diharapkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun. Dan repotnya lagi, saat plastik ini dibakar maka akan menghasilkan suatu senyawa yang dinamakan Dioxin yang beracun.

Sehingga plastik mempunyai dua sisi yang saling bertentangan.
Di satu sisi memang sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan.
Di sisi lainnya, plastik juga akan mencemari lingkungan.

Karena itulah dalam kurun waktu beberapa puluh tahun terakhir, digalakkan kampanye untuk meminimasi penggunaan plastik dan produk-produk yang berbahan plastik.

Di cuilan lainnya, para andal juga berupaya untuk menemukan dan menciptakan produk plastik yang lebih ramah lingkungan atau plastik yang lebih gampang diurai alias Degradable Plastic

Dan produk menyerupai ini tentu disambut dengan baik oleh para pecinta lingkungan.
Masalahnya ialah harga dari plastik ramah lingkungan selama ini masih jauh lebih mahal, sehingga balasannya penggunaannya pun sangat terbatas.

Dari hal tersebut menimbulkan para pakar memutar otaknya lagi. Bagaimana menemukan plastik yang ramah lingkungan namun harganya murah meriah.

Adalah Yasua Asada dari National Institute of Bioscience and Human Technology Jepang yang pada balasannya berhasil menemukan cara plastik yang ramah lingkungan namun harganya murah meriah itu. Asada menciptakan suatu senyawa yang dinamakan PoliHidroksilButilat ( PHB ).

Dan materi ini dapat dicetak menjadi materi thermoplastic, tapi gampang diurai dalam tanah.

PHB yang dibentuk Asada ini dihasilkan oleh ganggang biru, yang mengelola gas CO2 dengan sumbangan sinar matahari. Mirip dengan proses fotosintesis.
Bedanya, fotosintesis ganggang biru-nya Yasua Asada menghasilkan PHB. Pasalnya ganggang biru Synechococcus yang dikaryakan Asada, dibekali gen pembentuk PHB dari bakteri Alcaligenes Eutropus.

Asada terus bereksperimen bagaimana memperoleh PHB yang lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh ganggang biru peliharaannya.
Fotosintesis ganggang biru yang dilengkapi gen basil itu jikalau berhasil dalam skala komersial, akan dapat menampung gas buangan pembakaran mesin yang menggunakan BBM, menyerupai mesin diesel pabrik atau motor. Gas buangan inilah yang selama ini didakwa sebagai pencemar udara nomor satu.
Karena akan menumpuk di angkasa dan membentuk lapisan yang menahan panas dari bumi ke ruang angkasa, yang biasa dikenal dengan Efek Rumah Kaca.
Namun jikalau gas buangan CO2 itu diubah menjadi PHB dengan mengkaryakan ganggang biru, maka dua tujuan sekaligus tercapai.

Lihat juga :

Sumber http://anekacarapraktis.blogspot.com

Artikel Terkait

Membuat Plastik Murah Ramah Lingkungan Dengan Ganggang Biru
4/ 5
Oleh