Wednesday, December 12, 2018

Menguak Misteri Asal Seruan Dan Final Hidup Gajah Mada Yang Penuh Tanda Tanya

Salah satu pendekar terbesar yang dipunyai oleh Indonesia yaitu Mahapatih Gajahmada.
Jika menyinggung perihal kejayaan dan kebesaran Indonesia, maka nama Gajahmada niscaya tidak akan pernah lepas dari padanya. Sebab Gajahmada dianggap sebagai orang yang sanggup mempersatukan Nusantara.

Meski nama besarnya begitu dikenal dan terkenal, sehingga diabadikan pada nama jalan hampir di semua kota, juga diabadikan sebagai nama salah satu Universitas tertua di Indonesia, sebetulnya tidak banyak yang sanggup diketahui perihal dirinya.

Kisah hidup Gajahmada diselimuti oleh suatu misteri dan tanda tanya.

Tentang asal usulnya misterius. Tidak diketahui dengan niscaya kapan dan di mana pendekar besar ini lahir.
Bahkan kehidupan dan hingga selesai hayatnya merupakan kisah yang masih samar dan gelap, diselubungi banyak sekali asap mitos dan praduga.

Yang masih sangat dipercaya yaitu bahwa Gajahmada merupakan seorang pribumi asli, anak seorang rakyat jelata.
Spekulasi lainya menyampaikan bahwa Gajahmada berasal dari Sumatera ( Batak ) kalau dirunut dari asal nama, postur badan serta raut wajahnya.
Spekulasi terbaru menyampaikan bahwa Gajahmada sesungguhnya yaitu seorang muslim, berdasar temuan di makamnya di Mojokerto, dimana pada kerikil nisannya bertuliskan kalimat tauhid : La ILaIlaha Illallah Muhammad Rasulullah’ dan masyarakat sekitarnya mengenalnya sebagai Syeikh Mada.
Dan nama asalnya mestinya Gaj Ahmada.

Yang pasti, Gajahmada memulai karirnya di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanagara (1309-1328) dan mengatasi Pemberontakan Ra Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319.
Dua tahun lalu ia diangkat sebagai Patih Kediri.
Pada tahun 1329, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya.
Patih Gajah Mada sendiri tak pribadi menyetujui.
Ia ingin menciptakan jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Keta dan Sadeng yang ketika itu sedang melaksanakan pemberotakan terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun kesannya takluk.
Patih Gajah Mada diangkat sebagai patih di Majapahit (1334).

Pada waktu pengangkatannya ia mengucapkan Sumpah Palapa, yakni gres akan menikmati palapa atau rempah-rempah yang diartikan kenikmatan duniawi kalau telah berhasil menaklukkan Nusantara.
" Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa "

"Gajah Mada sang Maha Patih tak akan menikmati palapa, berkata Gajah Mada "Selama saya belum menyatukan Nusantara, saya takkan menikmati palapa. Sebelum saya menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, saya takkan merasakan palapa."

Walaupun ada sejumlah (atau bahkan banyak) orang yang mewaspadai sumpahnya, Patih Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi (Sriwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa (Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura), Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan menyerupai Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.

Di zaman Prabu Hayam Wuruk (1350-1389), Patih Gajah Mada berbagi penaklukan ke wilayah timur menyerupai Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.

Karir politiknya mulai merosot jawaban Perang Bubat (1357). Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa hal ini bermula pada ketika Prabu Hayam Wuruk hendak menikahi Dyah Pitaloka putri Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda dan rombongan besar Kerajaan Sunda tiba ke Majapahit untuk melangsungkan ijab kabul agung itu.
Namun Patih Gajah Mada yang menginginkan Sunda takluk memaksa menginginkan Dyah Pitaloka sebagai persembahan ratifikasi kekuasaan Majapahit.

Akibat penolakan pihak kerajaan Sunda mengenai hal ini, terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat yang ketika itu menjadi daerah penginapan rombongan Sunda.
Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri setelah ayahanda beserta seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran.

Akibat kejadian itu, Patih Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya dan ia diberi pesanggrahan “Madakaripura” di Tongas, Probolinggo.
Namun pada 1359, Gajah Mada diangkat kembali sebagai patih, hanya saja ia memerintah dari Madakaripura. Pada 1364, Gajah Mada menghilang secara misterius dan tidak pernah muncul lagi.
Ada beberapa hipotesa perihal Gajah Mada di periode 1364 dan sesudahnya.

Yang pertama, diperkirakan Gajah Mada mengasingkan diri ke Lampung, dan kesannya meninggal di Lampung. Saat ini ada pusara yang diyakini sebagai makam Gajah Mada di Lampung.

Yang kedua, ia bergabung dengan Adityawarman yang telah menjadi penguasa Kerajaan Pagaruyung, Kerajaan Dharmasraya, Jambi, dan Palembang.
Pada ketika tiba di Lampung, ia menciptakan pusara yang seolah olah yaitu makamnya, supaya tidak dicari oleh Majapahit. Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya ke utara dan bergabung dengan Adityawarman.

Yang ketiga, ia memimpin ekspedisi ke sebrang lautan hingga ke MADAGASKAR. Asal muasal pulau tersebut mempunyai nama Madagaskar, diperkirakan ada hubungannya dengan Mahapatih Gajah Mada. Penduduk orisinil pulau itu, etnis Merina dan Betsileo, menyerupai dengan penduduk orisinil pulau jawa.
Wallahu ‘alam Bi showab. Hanya Allah yang tahu.
Sayang untuk dilewatkan :

Sumber http://anekacarapraktis.blogspot.com

Artikel Terkait

Menguak Misteri Asal Seruan Dan Final Hidup Gajah Mada Yang Penuh Tanda Tanya
4/ 5
Oleh